TargetInvestigaso.com, Manado – Komando Daerah militer baru ini merupakan pecahan dari Kodam XIII/Merdeka yaitu Korem 132/Tadulako dan Kodam XIV/Hasanuddin yaitu Korem 142/Tatag.
Rencananya, Kodam XXIII akan membawahi dua provinsi, yaitu Sulawesi Tengah (Sulteng) dan Sulawesi Barat (Sulbar), melalui kajian yang cukup panjang, akhirnya dipilihlah Palaka Wira sebagai nama Kodam baru tersebut. Di mana nama ini berkaitan erat dengan motonya, yaitu “Dwi Eka Sakti”, yang berarti menyatukan dua kekuatan wilayah menjadi satu.
Diketahui, Palaka Wira diambil dari bahasa Sansekerta. Palaka berarti penjaga atau pemelihara. Wira artinya kesatria., sehingga secara umum, Palaka Wira memiliki makna kesatria pelindung atau penjaga.
Nama Palaka Wira dipilih selain untuk menyatukan semangat prajurit dan rakyat, juga berkaitan erat dengan tugas pokok TNI, yakni Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, terkhusus di wilayah Sulteng dan Sulbar.
Tak hanya itu, Palaka Wira juga mewakili semangat perjuangan dua pahlawan terhormat dari Sulteng dan Sulbar., adalah Tombolotutu dan Andi Depu, yang memiliki semangat melindungi dan memperjuangkan rakyat di masa penjajahan.
Rikson Karundeng Peneliti di Pusat Kajian Kebudayaan Indonesia Timur yang juga aktif dalam gerakan budaya dan literasi Sulawesi, angkat bicara tentang penamaan Kodam ini. Menurutnya, pemilihan nama Palaka Wira pasti sudah melalui proses pertimbangan dan kajian panjang.
“Memerhatikan aspek kultural itu sangat penting untuk menentukan nama Kodam. Karena masyarakat di kedua wilayah itu sangat majemuk, jadi harus memilih nama yang netral. Jika hanya memilih sebuah nama dari satu daerah atau suku tertentu, itu akan menimbulkan isu SARA (suku, agama, ras dan antargolongan, red),” tutur Rikson, yang juga Director Komunitas Penulis Mapatik kepada media ini, Kamis (15/8/2015).
Menurut dia, TNI dalam memberi nama pada Kodam-Kodam, tidak selamanya itu menunjuk ke identitas pahlawan., ada yang merunjuk ke daerah geografis, seperti Bukit Barisan., ada pula yang mengangkat nama hewan khas di wilayah tersebut, contoh Cendrawasih.
Ia menegaskan, makna untuk suatu nama memang tak putus akan dalamnya lautan literasi yang harus diselam sementara TNI sendiri punya sudut pandang luas akan hal tersebut, diyakininya apa pun nama yang akan diberikan, ini merupakan otoritas penuh dari TNI.
“Saya percaya bahwa saat menentukan nama, TNI tidak hanya asal. Pasti TNI punya kajian dan banyak pertimbangan. Penamaan Palaka Wira adalah nama yang netral untuk kedua provinsi yang memiliki masyarakat majemuk,” jelas Karundeng.
Dirinya, berharap nama Palaka Wira ini menjadi indentitas sekaligus memotivasi para prajurit TNI AD yang bertugas nanti di tempat tersebut.
Di mana prajurit harus benar-benar menjiwai nama tersebut agar bisa menjadi kesatria pelindung atau penjaga masyarakat.
“Intinya, TNI harus menjadi Palaka Wira untuk masyarakat di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat,” tutup Rikson
(**Jefry).